Renungan Ikhwan:
RENUNGAN UNTUK IKHWAN LENDAH
(Edisi 30)
Jujur, saya baru paham tentang makna dari istilah optimis dan optimisme siang ini. Setelah membuka Kamus Besar Bahasa Indonesia, saya menemukan kata optimis diartikan : ”Orang yang selalu berpengharapan (berpandangan) baik dalam menghadapi segala hal”. Adapun optimisme disebut : “Paham (keyakinan) atas segala sesuatu dari segi yang baik dan menyenangkan ; sikap selalu mempunyai harapan baik dalam segala hal”.
Terkait dengan sikap, perilaku atau karakter, Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutnya optimistis.
Nah, bulan Ramadhan sudah lebih dari separuhnya. Pelajaran hidup apa yang telah kita temukan dalam bilangan belasan hari ini? Sudahkah kita menemukan titik kulminasi beribadah kepada Allah? Sudahkah merasakan titik optimum kelezatan shalat malam dan membaca Al Qur'an? Sudahkah melangkah sampai pada titik tumpu untuk gemar bersedekah? Ah, banyak titik yang harus kita rangkai dan hubungkan!
Andainya boleh dan diperkenankan, saya hendak mengajak Panjenengan untuk bertolak berangkat, menyusuri tenang dan damainya permukaan samudera optimistis. Marilah kita berlayar, guna menaklukan ganas dan tidak menentunya gelombang agar tiba di dermaga harapan dengan meraih kemenangan hakiki.
Panjenengan musti optimis! Artinya harus menjadi orang yang selalu berkarakter optimistis. Lalu apa kaitannya dengan ibadah kita di bulan Ramadhan? Coba Panjenengan menjawab pertanyaan saya berikut ini : “Di luar bulan Ramadhan, pernahkah terbayangkan kalau kita akan mampu menahan lapar dan haus dahaga di siang hari selama satu bulan penuh, sejak fajar terbit sampai tenggelam matahari?”
Kenapa kita mampu menjalaninya di bulan Ramadhan? Optimistis. Itulah jawabannya! Sebab, kita mempunyai harapan yang baik yaitu pahala dan ridha dari Allah. Artinya, jika kita mendasarkan perilaku dan kegiatan kita demi mengharapkan pahala, ridha dan surga Allah, maka akan banyak hal yang bersifat berat, sulit, sukar dan memusingkan yang akan berubah menjadi mudah, ringan, gampang dan menyenangkan.
Masalah yang menumpuk dan persoalan yang tindih-menindih, apapun masalah itu,akan terselesaikan dengan baik jika Panjenengan optimis!
Penyakit yang sudah divonis tidak ada obatnya, akan sembuh jika Anda optimis! Kegagalan panen akan mudah Anda lewati jika anda optimis. Berkali-kali batal melanjutkan proses menikah pun akan terasa ringan jika Anda optimis. Yakinlah bahwa optimistis itu solusi dari semua problem.
Hutang yang menumpuk, anak yang nakal, masyarakat yang menentang dakwah, proses administrasi yang berbelit-belit, usaha bisinis yang terhimpit, konflik dengan orangtua atau keluarga, sakit parah, merasa bodoh dan bebal, salah paham dengan teman dan sebagainya itu akan mudah dilalui dengan sikap optimistis. Tetapi, optimistis yang bagaimana?
Rasulullah berpesan : ”Optimistislah meraih kemanfaaat untuk dirimu! Mohonlah bantuan kepada Allah! Jangan merasa pesimis!”
Optimistis yang akan menjadi kendaraan kita untuk keluar dari sekian banyak cobaan hidup adalah optimistis yang berpondasikan al isti'anah (selalu memohon bantuan dari Allah). Berusahalah dengan tekun. Bersabarlah dalam berikhtiar. Semua cobaan yang Panjenengan alami amatlah mudah bagi Allah untuk menghilangkannya, maka mohonlah kemudahan kepada Allah.
Jika Panjenengan merasa berat dan susah dalam menjalani cobaan hidup, mohon periksa kembali kadar optimistis Panjenengan. Baarakallahu fiik.
Saudaramu di jalan Allah
Abu Nasim Mukhtar “iben” Rifai La Firlaz
Lendah Kulonprogo
18 Ramadhan 1437 H
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
http://tlgrm.me/kajianislamlendah
Channel khusus renungan :
@renunganikhwan
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
0 Response to "Makna Optimis dan Optimisme"
Posting Komentar