Mengenai Saya

Foto saya
Sragen, Jawa Tengah, Indonesia
Kami adalah produsen gamis akhwat dan jilbab cadar safar. 0857-2544-5132

PENJELASAN DAN BIMBINGAN SEPUTAR KEKELIRUAN DAN PENYIMPANGAN YANG MUNCUL DARI ABDUL HADI AL UMAIRI 4

PENJELASAN DAN BIMBINGAN SEPUTAR KEKELIRUAN DAN PENYIMPANGAN YANG MUNCUL DARI ‘ABDUL HADI AL-‘UMAIRI bagian 4

Abdul Hamid al Hadhabi

Dia ('Abdul Hadi al-'Umairi) hadahullah mengatakan:

"Diam menurut para 'ulama di dalam bab al-jarh wat ta'dil dalam satu masalah (yaitu) kalamul aqran (ucapan buruk/jarh seorang kawan). Dalam masalah tersebut para 'ulama mengatakan: "Ucapan tersebut dilipat dan tidak diriwayatkan." Apabila seorang kawan berbicara tentang sebagiannya, maka na'am, adapun dilipat dan tidak diriwayatkan -yaitu tahdzir Asy-Syaikh 'Ubaid dari Muhammad al-Imam- maka tidak, kami tidak menerimanya, kami ingin bantahan ucapan asy-Syaikh 'Ubaid dijelaskan dari para 'ulama dengan hujjah dan bukti."

📢 Saya (Abdul Hamid) katakan :

✔1] Ucapan ini sama sekali tidaklah benar. Para 'ulama tidak diam dalam jarh al-aqran, sebagiannya terhadap sebagian lainnya. Seorang yang menjarh kawannya dengan hujjah dan bukti-bukti, maka ucapannya wajib diterima. Dan di atas prinsip inilah salaf kita yang mulia yang diteladani oleh generasi awal dan belakangan telah berlalu. Kalamul aqran, sebagiannya kepada sebagian lainnya, lebih didahulukan dari selain mereka dari pada orang-orang yang datang setelahnya.

✋ Dan inilah kitab-kitab al-jarh wat ta'dil. Baca, telaah, dan perhatikanlah apa yang ada di dalamnya dari berbagai ucapan kawan terhadap kawannya yang semasa, dan bahkan mayoritasnya berasal dari sudut ini. Para 'ulama tatkala berbicara tentang kaedah: "Kalamul aqran dilipat dan tidak diriwayatkan," mereka mengikatnya dengan kait yang sangat penting yang anda pura-pura bodoh tentangnya yaitu: (Dilipat dan tidak diriwayatkan) apabila kawan yang menjarh tersebut melemparkannya dengan tanpa hujjah dan bukti-bukti atau melakukannya karena fanatik, kesukuan, sektarian,  atau yang semisalnya.

👋 Adapun bila jarh tersebut dibangun di atas hujjah dan bukti-bukti, maka menerima jarh nya termasuk di antara kewajiban yang paling wajib dan tidak boleh berpaling darinya. Karena aqran (kawan-kawan) itu adalah orang yang paling mengerti sebagian mereka dengan sebagian lainnya. Dan karena kawan itu adalah orang yang paling mengenal kawannya. Dan di antara penguat yang disebutkan oleh para 'ulama ialah ucapan orang yang semasa lebih utama dari pada ucapan orang yang datang belakangan setelah masa rawi tersebut karena orang yang semasa itu lebih mengetahui tentang keadaan rawi tersebut dan "Penduduk pribumi itu lebih mengerti tentang kondisi negerinya."

📡 Asy-Syaikh Muqbil bin Hadi al-Wadi'i rahimahullah:

🔺"Jarh aqran itu lebih tsabit dari pada jarh selainnya karena mereka lebih mengenal kawan-kawannya. Sehingga jarh aqran itu tetap diterima kecuali bila diketahui bahwa antara keduanya terdapat persaingan dan permusuhan, sama saja karena perkara dunia, perebutan kedudukan, atau salah dalam memahami dan dia ingin melazimkan yang lainnya dengan kesalahan pemahamannya tersebut."

✊ Sehingga sudah seharusnya anda mengetahui hal ini dan jangan membingkai ucapan mubtadi'ah, hizbiyyin, dan orang-orang demokrasi: bahwa kalam aqran tidak dapat diterima secara mutlak." Selesai penukilan.

✔ 2] Dari ucapanmu ini melazimkan bahwa para imam al-jarh wat ta'dil yang mentahdzir aqran mereka dengan jarh yang gamblang dan terperinci (mufassar) maka kami tidak menerima ucapan mereka karena wajib dilipat dan tidak diriwayatkan. Padahal kitab-kitab salaf penuh dengan itu semua. Di dalam kitab-kitab tarajim (biografi-biografi) para rawi yang lemah, matruk, majruh, dan orang-orang yang dilemahkan oleh para muhadits dari sisi aqran mereka maka begitu susah untuk dibatasi. Dan itu dikarenakan banyaknya jumlah mereka.

📂 Lihatlah: "adh-Dhu'afaul Kabir" karya al-'Uqaili, "al-Kamil" karya Ibnu 'Adi, "Majruhun" karya Ibnu Hibban, "adh-Dhu'afaush Shaghir" karya al-Bukhari, "adh-Dhu'afa wal Matrukin" karya an-Nasai, adz-Dzahabi, ad-Daraquthni, dan Ibnul Jauzi, "Tahdzibul Kamal" karya al-Mizzi, "al-Mizan" dan "as-Siyar" karya adz-Dzahabi, "Taqribut Tahdzib" karya Ibnu Hajar, dan selain itu dari berbagai kitab yang ditulis dalam bab ini.

📚 Sumber : http://www.sahab.net/forums/index.php?s=cec431c54a413a51b0801b264b10412c&showtopic=149898

📝 Alih bahasa : Syabab Forum Salafy

💻 Arsip WSI √ http://forumsalafy.net/penjelasan-dan-bimbingan-seputar-kekeliruan-dan-penyimpangan-yang-muncul-dari-abdul-hadi-al-umairi-bagian-4/

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

0 Response to "PENJELASAN DAN BIMBINGAN SEPUTAR KEKELIRUAN DAN PENYIMPANGAN YANG MUNCUL DARI ABDUL HADI AL UMAIRI 4"

Posting Komentar

Tokopeci Salimah Gallery

Salimah Gallery Distributor Busana Muslim, Madu Herbal di kota Solo