MEMBENTENGI RUMAH DARI SETAN 13
Di antara perkara yang bisa kita lakukan untuk membentengi rumah kita adalah:
Menjaga anak dari gangguan setan
Seorang muslim semestinya menjaga zikir yang diucapkan ketika hendak berhubungan intim dengan istrinya. Karena dengan mengucapkan zikir yang demikian berarti ada upaya menjaga anak dari gangguan setan. Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma menyampaikan dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, sabda beliau, “Seandainya salah seorang dari kalian ketika mendatangi istrinya mengucapkan:
بِسمِ اللهِ اللُّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيطاَنَ مَا رَزَقتَناَ؛ فَإِنْ قَضَى اللهُ بَينَهُمَا وَلَدًا لَمْ يَضُرَّهُ الشَّيطَانُ أَبَدًا
“Dengan nama Allah, Ya Allah jauhkanlah kami dari setan dan jauhkanlah setan dari apa yang Engkau rezkikan pada kami,” lalu Allah tetapkan lahirnya anak dari hubungan keduanya, niscaya setan tidak akan membahayakan si anak selama-lamanya. (HR. Al-Bukhari no. 5165 dan Muslim no. 3519)
Al-Qadhi Iyadh rahimahullah berkata tentang bahaya yang disebutkan dalam hadits, “Ada yang mengatakan bahwa yang dimaksud adalah setan tidak dapat merasuki anak yang lahir tersebut (terjaga dari kesurupan jin –pent.). Ada yang mengatakan setan tidak akan menusuk anak tersebut saat lahirnya sebagaimana disebutkan dalam hadits tentang hal ini[1]. Tidak ada seorangpun yang membawa pengertian bahaya dalam hadits di atas kepada keumuman yang berupa penjagaan dari seluruh kemadaratan, was-was dan penyimpangan[2].” (Al-Ikmal, 4/610)
Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-‘Asqalani rahimahullah menyebutkan adanya berbagai pendapat tentang maksud penjagaan si anak dari bahaya yang ditimbulkan setan seperti dinyatakan dalam hadits. Ada yang memaknakan, setan tidak apat menguasai si anak karena berkah tasmiyah (ucapan bismillah). Bahkan si anak termasuk dalam sejumlah hamba-hamba yang Allah nyatakan:
“Sesungguhnya hamba-hamba-Ku, tidak ada kekuasaanmu atas mereka (engkau tidak bisa menguasai mereka) terkecuali orang-orang yang mengikutimu dari kalangan orang-orang sesat/menyimpang.” (Al-Hijr: 42)
Ada pula yang mengatakan setan tidak akan menusuk perut si anak. Namun pendapat ini jauh dari kebenaran, karena bertentangan dengan zahir hadits yang menyebutkan:
كُلَّ بَنِي آدَمَ يَطْعُنُ الشَّيطَانُ فِي جَنْبَيهِ بِإِصْبِعَيْهِ حِينَ يُولَدُ، غَيرَ عِيسَى بْنِ مَريَمَ ذَهَبَ يَطعُنُ فَطَعَنَ فِي الْحِجَابِ
Ada yang berpendapat, setan tidak dapat membuatnya kesurupan. Ada pula yang berpandangan, setan tidak dapat membahayakan tubuh si anak. Ibnu Daqiqil ‘Id rahimahullah berkata, “Dimungkinkan setan tidak dapat memadaratkan si anak pada agamanya juga.” Akan tetapi pendapat ini juga dipermasalahkan, karena tidak ada manusia yang maksum (terjaga dari dosa). Kata Ad-Dawudi tentang makna setan tidak akan memadaratkan si anak adalah, “Setan tidak dapat memfitnah si anak dari agamanya hingga ia keluar dari agamanya kepada kekafiran. Bukan maksudnya si anak terjaga dari berbuat maksiat.”
Ada pula yang berpandangan, setan tidak akan memadaratkan si anak dengan menyertai ayahnya menggauli ibunya, sebagaimana riwayat dari Mujahid, “Seorang lelaki yang berhubungan intim dengan istrinya dan ia tidak mengucapkan bismillah, setan akan meliliti saluran kencingnya lalu ikut menggauli istrinya bersamanya. Mungkin ini jawaban yang paling dekat. Dalam hadits ini ada beberapa faedah. Di antaranya, hadits ini mengisyaratkan setan itu terus menyertai anak Adam, tidak terusir darinya kecuali dengan berzikir kepada Allah.” (Fathul Bari, 9/285-286)
____________
📌Catatan kaki:
[1] Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu menyampaikan sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam:
كُلَّ بَنِي آدَمَ يَطعُنُ الشَّيطَانُ فِي جَنْبَيهِ بِإِصْبِعَيْهِ حِينَ يُولَدُ، غَيرَ عِيسَى بْنِ مَريَمَ ذَهَبَ يَطعُنُ فَطَعَنَ فِي الْحِجَابِ
“Setiap anak Adam ditusuk oleh setan dengan dua jemarinya pada dua rusuk si anak Adam saat ia dilahirkan kecuali Isa ibnu Maryam. Setan ingin menusuknya ternyata setan menusuk pada hijab/tabir penghalang.” (HR. Al-Bukhari no. 3286)
Dalam riwayat lain dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu juga, ia berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
ماَ مِنْ بَنِي آدَمَ مَوْلُودٌ إِلاَّ يَمَسُّهُ الشَّيطَانُ حِيْنَ يُوْلَدُ فَيَسْتَهِلُّ صَارِخًا مِنْ مَسِّ الشَّيطَانِ، غَيرَ مَريَمَ وَابْنِهَا. ثُمَّ يَقُولُ أَبُو هُرَيرَةَ: وِإِنِّي أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
“Tidak ada seorang pun dari anak Adam yang lahir melainkan setan menyentuhnya (menusuknya) saat ia lahir. Maka bayi yang baru lahir itu pun menjerit karena tusukan setan tersebut, selain Maryam dan putranya. Kemudian Abu Hurairah membaca ayat: “Dan sesungguhnya aku melindungkan dia (Maryam) dan anak turunannya kepada-Mu dari setan yang terkutuk.” (Ali ‘Imran: 36)
Disebabkan tusukan setan inilah, bayi yang baru lahir menangis karena rasa sakit yang didapatkannya. (Fathul Bari, 9/573)
[2] Maksudnya tidak ada satu ulama pun yang berpendapat si anak terjaga dari seluruh bahaya sehingga tak satupun bahaya dapat menyentuhnya.
〰〰〰
📝 🌍 Dikutip dari Majalah Asy-Syariah Online edisi 057. Penulis: al-Ustadzah Ummu Ishaq Al-Atsariyyah حفظه الله. Link artikel: http://asysyariah.com/membentengi-rumah-dari-setan-bagian-3/
⏳ Insya Allah bersambung
〰〰〰〰〰〰〰
📚WA Salafy Kendari 📡
0 Response to "Menjaga Anak dari Gangguan setan"
Posting Komentar