Mengenai Saya

Foto saya
Sragen, Jawa Tengah, Indonesia
Kami adalah produsen gamis akhwat dan jilbab cadar safar. 0857-2544-5132

PRINSIP PRINSIP YANG HARUS DIMILIKI OLEH SEOARANG DA'I SALAFI

PENGENALAN DAKWAH SALAF BAGI PEMULA

BAGIAN 31

PRINSIP - PRINSIP YANG HARUS DIMILIKI OLEH SEOARANG DA'I SALAFI

⭐ Oleh : Fadhîlatusy Syaikh Al-‘Allâmah Shâlih bin Fauzân Al-Fauzân hafizhahullah

^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^

☝🏼Alhamdulillâh, segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Yang telah memerintahkan kita untuk mengikuti Rasul-Nya dan berdakwah di jalan-Nya. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga, dan para shahabat beliau, serta orang-orang mengikuti mereka dengan ihsân (baik) hingga Hari Pembalasan.

☝🏼Sesungguh dakwah kepada (agama) Allah merupakan jalan Rasulullah Sholallahu 'Alaihi Wassalam dan para pengikut beliau,

📜 sebagaimana firman Allah : “Katakanlah (wahai Muhammad) inilah jalanku, (yaitu) saya berdakwah ke jalan Allah di atas Bashîrah, (ini adalah jalan)ku dan orang-orang yang mengikutiku. Maha Suci Allah, dan aku tidak termasuk kaum musyrikin.” [Yûsuf : 108].

✏ Bahkan dakwah merupakan misi utama para rasul dan para pengikut mereka semuanya. Dalam rangka mengeluarkan manusia dari berbagai kegelapan kepada cahaya, dari kekufuran kepada iman, dari syirik kepada tauhid, dan dari neraka kepada al-jannah.

🔹 Dakwah tersebut harus ditegakkan di atas pokok-pokok dan dibangun di atas prinsip-prinsip yang tidak bisa lepas darinya. Apabila hilang salah satu dari prinsip-prinsip tersebut maka dakwah menjadi tidak shahîh, dan tidak akan membuahkan hasil yang diharapkan, meskipun berbagai upaya telah dikerahkan dan segenap waktu telah dikorbankan. Sebagaimana hal ini dapat disaksikan dan telah dialami oleh banyak dakwah-dakwah masa ini, yang tidak ditegakkan di atas pokok-pokok tersebut dan tidak dibangun di atas prinsip-prinsip tersebut.

✊🏼 Pokok-pokok dan prinsip-prinsip yang harus ditegakkan di atasnya dakwah yang benar, adalah sebagaimana ditunjukkan Al-Qur`ân dan As-Sunnah, yaitu secara ringkas sebagai berikut :

~~~~~~~~~~~

1⃣. ILMU. Yaitu ilmu tentang apa yang akan didakwahkan.

✅ Maka seorang yang jahil (bodoh) tidak layak untuk menjadi da’i. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman kepada Nabi-Nya Sholallahu 'Alaihi Wassalam.: “Katakanlah (wahai Muhammad) inilah jalanku, (yaitu) saya berdakwah ke jalan Allah di atas Bashîrah, (ini adalah jalan)ku dan orang-orang yang mengikutiku. Maha Suci Allah, dan aku tidak termasuk kaum musyrikin.” [Yûsuf : 108]

📋 Al-Bashîrah yang dimaksud pada ayat tersebut adalah ilmu. Karena seorang da’i pasti akan berhadapan dengan para ‘ulama sesat, dihadapkan padanya berbagai syubhat, dan akan didebat dengan kebatilan untuk menghancurkan al-haq.

📜 Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman : “Berdebatlah dengan mereka dengan cara yang lebih baik.” [An-Nahl : 108]

Rasulullah Sholallahu 'Alaihi Wassalam bersabda kepada Mu’âdz : “Sesungguhnya engkau akan mendatangi suatu kaum dari kalangan ahlul kitab.” Apabila seorang da’i tidak bersenjatakan ilmu, yang dengannya dia bisa menghadapi berbagai syubhat dan mematahkan hujjah-hujjah lawan, maka dia akan kalah sejak pertama kali bertemu musuh dan akan berhenti di permulaan jalan.

-----------

2⃣. AMAL. yaitu mengamalkan apa yang ia dakwahkan.

👉🏼 Sehingga ia menjadi qudwah hasanah (teladan yang baik), perbuatannya selaras dengan ucapannya, dan tidak ada celah bagi ahlul batil atasnya (untuk menjatuhkannya).

📜 Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman kepada Nabi-Nya Syu’aib Alaihissalam, bahwa beliau berkata kepada kaumnya :

“Dan aku tidak bermaksud menyalahi kalian (dengan mengerjakan) apa yang aku larang. Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) kebaikan semampuku.” [Hûd : 88]

📜 Allah Azza wa Jalla juga berfirman kepada Nabi-Nya Muhammad Sholallahu 'Alaihi Wassalam :

“Katakanlah (wahai Muhammad) bahwa sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku untuk Allah Rabbul ‘Alamin. Tidak ada sekutu bagi-Nya, dengan itu aku diperintah dan aku termasuk muslim yang pertama.”

📜 Allah Subhanahu wa Ta'ala juga berfirman :

“Siapakah yang lebih baik ucapannya dibandingkan orang yang berdakwah ke jalan Allah dan beramal shalih?” [Fush-shilat : 33]

-----------

3⃣. AL-IKHLAS, yaitu dakwah dilakukan karena mengharap wajah Allah Subhanahu wa Ta'ala.

🚫 Tidak dimaksudkan karena riya`, tidak karena sum’ah, tidak karena mencari kedudukan yang tinggi, tidak karena kepemimpinan, tidak pula karena ambisi-ambisi duniawi.

🔸 Apabila dakwah terkotori oleh perkara-perkara tersebut, maka tidak lagi menjadi dakwah ilallâh (ke jalan Allah), namun menjadi dakwah kepada dirinya sendiri atau untuk memenuhi maksud dan tujuannya.

📜 Sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta'ala memberitakan tentang para nabi-Nya, bahwa mereka berkata kepada kaumnya :

“Wahai kaumku, aku tidak meminta kepada kalian atas dakwahku ini upah/bayaran.” [Hûd : 51]
“Wahai kaumku, aku tidak meminta kepada kalian atas dakwahku ini harta.” [Hûd : 29]

------------

4⃣. Memulai dari permasalahan terpenting kemudian yang penting.
👉🏼 Yaitu dakwah pertama kali adalah untuk memperbaiki aqidah, dengan memerintahkan untuk ikhlash (memurnikan) ibadah hanya kepada Allah dan melarang dari kesyirikan. Kemudian setelah itu memerintahkan untuk menegakkan shalat, membayar zakat, dan mengerjakan kewajiban-kewajiban serta menjauhi larangan-larangan. Sebagaimana yang demikian itu merupakan tharîqah (metode) para rasul semuanya.

📜 Hal ini sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla. :

“Sesungguhnya telah Kami utus kepada setiap umat seorang rasul (tugas utamanya adalah menyeru) bahwa ‘beribadahlah kalian hanya kepada Allah dan jauhilah oleh kalian thâghût’.” [An-Nahl : 36]

📜 Allah Subhanahu wa Ta'ala juga berfirman :

“Tidaklah Kami mengutus sebelummu seorang rasul kecuali Kami wahyukan kepadanya bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi kecual Aku, maka beribadahlah kalian semua hanya kepada-Ku.” [Al-Anbiyâ` : 25]

📜 Ketika Rasulullah Sholallahu 'Alaihi Wassalam mengutus Mu’âdz bin Jabal ke negeri Yaman, beliau berpesan kepadanya :

“Sesungguhnya engkau akan mendatangi suatu kaum dari kalangan ahlul kitab. Maka jadikanlah pertama kali yang engkau dakwahkan adalah syahâdah lâilâha illallâh. Apabila mereka telah melaksanakannya, maka ajarkan kepada mereka bahwa Allah mewajibkan kepada mereka shalat 5 waktu dalam sehari semalam. … “

📒 Dalam tharîqah dan sejarah dakwah Rasulullah Sholallahu 'Alaihi Wassalam terdapat contoh / teladan terbaik dan manhaj yang sempurna. Yaitu ketika beliau Sholallahu 'Alaihi Wassalam tinggal di Makkah selama 13 tahun, menyeru umat manusia kepada tauhid dan mencegah mereka dari syirik, sebelum memerintahkan mereka untuk shalat, zakat, shaum, haji; dan sebelum melarang mereka dari riba, zina, mencuri, dan membunuh jiwa tanpa haq.

-----------

5⃣. Sabar atas segala resiko yang didapat di jalan dakwah kepada (agama) Allah. Baik berupa kesulitan maupun gangguan manusia.

👉🏼 Karena jalan dakwah bukan jalan yang terbentang penuh bunga, namun jalan tersebut diliputi dengan kesulitan dan penuh resiko.

👍🏼 Sebaik-baik teladan dalam hal ini adalah para rasul shalawâtullâh wa salâmuhu ‘alahi, ketika mereka harus menghadapi berbagai gangguan dan ejekan kaumnya.

📜 Allah subhanahu wa Ta'ala berfirman.:

“Dan sungguh telah diejek beberapa rasul sebelum kamu, maka turunlah kepada orang-orang yang mencemoohkan di antara mereka itu balasan (azdab) atas ejekan yang mereka lakukan.” [Al-An’âm : 10]

📜 Allah Azza wa Jalla juga berfirman : “Dan sesungguhnya telah didustakan (pula) rasul-rasul sebelum kamu, akan tetapi mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka, sampai datang pertolongan Allah kepada mereka.” [Al-An’âm : 34]

🔖 Demikian juga para pengikut rasul mereka juga akan mendapatkan gangguan dan rintangan sesuai dengan tingkat turut andilnya dalam dakwah ilallâh, dalam rangka mencontoh para rasul yang mulia tersebut –‘alaihim minallâh afdhalushalawât wa azkas salâm –

----------

6⃣. Seorang da’i harus berhias dengan akhlaq yang mulia dan menempuh cara hikmah dalam dakwahnya.  Karena yang demikian lebih mengantarkan kepada diterimanya dakwah yang ia lakukan.

📜 Sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta"ala memerintahkan kepada dua orang Nabi-Nya yang mulia : Nabi Mûsâ dan Nabi Hârûn ‘alahimassalâm, agar mereka menempuh cara (hikmah) tersebut dalam menghadapi penduduk bumi yang paling kafir, yaitu Fir’aun, yang telah mengklaim haq Rububiyyah.

Allah berfirman : “Maka berbicaralah kalian berdua kepadanya (Fir’aun) dengan kata-kata yang lemah lembut, agar ia mau ingat atau takut”. [Thâhâ : 44]

Allah juga berkata kepada Nabi Mûsâ Alaihissalam: “Berangkatlah kamu kepada Fir’aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas. Dan katakanlah (kepada Fir’aun) : “Adakah keinginan bagimu untuk membersihkan diri (dari kekufuran)? Dan kamu aku bimbing ke jalan Rabb-mu agar supaya kamu takut kepada-Nya?” [An-Nâzi’ât : 17-19]

📜 Allah juga berfirman tentang Nabi kita Muhammad Sholallohi 'Alaihi Wassalam :

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu bisa bersikap lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka akan menjauh dari sekelilingmu.” [Âli ‘Imrân : 159]

Allah berfirman : “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berakhlaq yang agung.” [Al-Qalam : 4].

Allah juga berfirman : “Berdakwalah kepada jalan Rabb-mu dengan hikmah, dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik.” [An-Nahl : 125]

7⃣. Bersambung ke bagian selanjutnya In Syaa Allah.

===================

📱Diambil dari.: http://www.manhajul-anbiya.net/prinsip-prinsip-dakwah-ahlus-sunnah-wal-jamaah-dakwah-as-salafiyyah/

📊 BERSAMBUNG IN SYAA ALLAH KE BAGIAN 3⃣2⃣

📜✏ WA PECINTA AL-HAQ
➖➖〰〰〰〰〰〰➰✔

0 Response to "PRINSIP PRINSIP YANG HARUS DIMILIKI OLEH SEOARANG DA'I SALAFI"

Posting Komentar

Tokopeci Salimah Gallery

Salimah Gallery Distributor Busana Muslim, Madu Herbal di kota Solo