Mengenai Saya

Foto saya
Sragen, Jawa Tengah, Indonesia
Kami adalah produsen gamis akhwat dan jilbab cadar safar. 0857-2544-5132

Meninggalkan Takalluf memberat beratkan diri dan Tasyaddud memaksakan diri di Dalam Ibadah

Keadaan Salaf di Dalam Ibadah 9

Rambu yang Keenam
Meninggalkan Takalluf (memberat-beratkan diri) dan Tasyaddud (memaksa-maksakan diri) di Dalam Ibadah

Termasuk dari karakteristik ibadahnya Rasulullah dan para salafush shalih adalah meninggalkan takalluf dan tasyaddud di dalam ibadah.

Ini adalah perkara yang penting, seyogyanya bagi seorang muslim untuk bersemangat dalam beribadah kepada Allah di atas jalannya para rasul, shahabat dan salafush shalih ridwanullah alaihim.

Yahya ibn Abi Katsir berkata, "Aku dan Abdullah ibn Yazid pergi sampai kami mendatangi kediaman Abu Salamah.
   Kamipun mengirim seorang utusan kepadanya untuk meminta agar beliau bisa menemui kami, kebetulan kediaman beliau letaknya dekat dengan masjid.
   Kami berada di masjid hingga beliau datang menemui kami.
   Beliau berkata (menawarkan), "Jika kalian mau masuklah atau jika kalian mau duduklah di tempat itu."
   "Tidak (perlu masuk), kita duduk di tempat itu saja", jawab kami.
   (Setelah kita duduk), maka beliau pun memberikan hadits.
   "Abdullah ibn Amr ibnil Ash menyampaikan kepadaku bahwa beliau berkata, "Dahulu aku melakukan puasa dahr (puasa sepanjang hari) dan membaca Al Qur'an (sampai selesai) di setiap malam."
   Maka rasul diberitahu akan keadaan ini, kemudian beliau pun memanggiku melalui seorang utusan.
   Aku pun menemui rasulullah dan beliau bertanya, "Apakah benar suatu kabar bahwa engkau berpuasa dahr dan menyelesaikan Al Qur'an pada setiap malam?".
   Aku menjawab, "Benar wahai nabi Allah dan aku tidak mewaksudkan hal ini kecuali perkara kebaikan."
   Rasulullah berkata, "Sesungguhnya cukup bagimu untuk berpuasa tiga hari di setiap bulannya."
   Aku menjawab, "Wahai nabi Allah, sesungguhnya aku mampu untuk bisa lebih dari itu."
   Rasulullah berkata, "Sesungguhnya istrimu mempunyai hak, tamumu mempunyai hak dan badanmu juga mempunyai hak.
   Rasul melanjutkan, "Berpuasalah dengan puasa nabiyallah dawud karena beliau adalah manusia yang paling gemar beribadah."
   Aku bertanya kepada rasulullah, "Wahai nabi Allah, bagaimana bentuknya puasa dawud itu?"
   "Berpuasa sehari dan berbuka sehari", jawab rasulullah.
   Beliau melanjutkan, "Hendaklah engkau membaca Al Qur'an (menyelesaikannya) pada setiap bulan."
  Aku berkata, "Wahai nabi Allah sesungguhnya aku sanggup melakukan dengan yang lebih dari itu."
   Rasul berkata, "Selesaikanlah pada setiap dua puluh hari."
   Aku berkata, "Wahai nabi Allah sesungguhnya aku sanggup melakukan dengan yang lebih dari itu."
   Rasul berkata, "Selesaikanlah pada setiap sepuluh hari."
   Aku berkata, "Wahai nabi Allah sesungguhnya aku sanggup melakukan dengan yang lebih dari itu."
   Rasul berkata, "Selesaikanlah pada setiap tujuh hari dan janganlah lebih dari itu karena sesungguhnya istrimu mempunyai hak, tamumu mempunyai hak dan badanmu juga mempunyai hak."
   Aku yang memberat-beratkan sendiri dalam hal ini maka aku pun terasa berat.
   Rasul berkata kepadaku, "Sesungguhnya engkau tidak mengetahui panjangnya umurmu nanti."
   Aku pun mendapati sebagaimana yang rasul katakan.
   Ketika aku mendapati masa tua, aku pun menyukai kalau saja dahulu aku terima saja keringanan yang diberikan oleh nabi kepadaku." (HR. Muslim 1963)

Insya Allah bersambung ke bagian 10

(Terjemah bebas dari Haalus Salaf ma'al Ibadah-Syaikh Muhammad Bazmul, hal 25-27, cet. Darul Mirats 2012).
➖➖➖
💐 Wa Sedikit Faidah Saja (SFS)
➖➖➖
💾 Arsip lama Wa SFS, INdiC dan INONG terkumpul di catatankajianku.blogspot.com dan di link telegram http://bit.ly/1OMF2xr

#terjemah_haalussalaf_maal_ibadah

0 Response to "Meninggalkan Takalluf memberat beratkan diri dan Tasyaddud memaksakan diri di Dalam Ibadah"

Posting Komentar

Tokopeci Salimah Gallery

Salimah Gallery Distributor Busana Muslim, Madu Herbal di kota Solo