💫❤SAAT CINTA BERSEMI DI HATI
📝 Ditulis oleh: Al-Ustadz Abulfaruq Ayip Syafruddin
🌟Ibnu Qayyim al-Jauziyah Rahimahullah berkata, “Cinta adalah kepergian hati mencari yang dicinta, seraya lisannya terus-menerus menyebut yang dicinta. Adapun lisan senantiasa menyebut yang dicinta, tak ragu lagi karena dirinya tengah dirundung cinta yang teramat sangat, maka ia akan banyak menyebutnya.” (📚Madariju as-Salikin, 3/15)
❤ Cinta yang merasuk ke dalam diri akan mendorong seseorang berkiprah. Melangkah mencari yang dicinta. Berupaya untuk senantiasa memenuhi apa yang diinginkan oleh cintanya. Berusaha agar selalu menuai ridha dari kekasih.
👌Cinta mendorong seseorang untuk berbulat tekad mempersembahkan apa yang dimiliki. Apatah hendak dikata, kala cinta telah meluap di hati. Sikap dan perilaku pun akan terbingkai karenanya. 💔Tanpa cinta, hidup terasa hambar. Tiada bermakna, bagai pohon yang tak pernah disirami air kehidupan. Cinta nan bertumpu kebenaran mengantarkan hidup seseorang pada jalan yang lurus.
✨Beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala harus dilandasi cinta (mahabbah) pula. Tentu pula selain itu, dilandasi dengan sikap takut (khauf) dan mengharap (raja’). Tiga hal ini harus terkumpul dan tak boleh sirna salah satu di antaranya. ✊Karena, barang siapa yang beribadah hanya dengan dilandasi sikap takut, maka ia beribadah di atas jalan kaum Khawarij. Mereka beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’alahanya dilandasi sikap khauf, mengambil nash-nash yang berisi ancaman, sedangkan nash-nash yang berisi janji, ampunan (maghfirah), dan rahmat ditinggalkan.
💥Adapun yang beribadah hanya dilandasi dengan sikap raja’, maka ia beribadah di atas jalan yang ditempuh oleh kaum Murji’ah. Mereka beribadah atas dasar mengharap tanpa ada landasan rasa takut dari 🔥berbuat dosa dan maksiat. Karena, bagi kalangan Murji’ah, iman cukup hanya di hati. Amal perbuatan tidak terangkum dalam iman.
🌠💡Baca selengkapnya DISINI
🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
0 Response to "Tentang Cinta"
Posting Komentar