Mengenai Saya

Foto saya
Sragen, Jawa Tengah, Indonesia
Kami adalah produsen gamis akhwat dan jilbab cadar safar. 0857-2544-5132

Hukum Mengakhirkan Shalat Ketika Safar Kemudian Meng Qadha nya

🚘Hukum Mengakhirkan Shalat Ketika Safar✈

🎁Fatwa Fadhilatusy Syaikh Muhammad bin Shalih Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin

السؤال:
المستمع محمد على الطيب سوداني مقيم بالعراق يقول في بعض الأحيان أكون مسافراً بالطائرة أو بالسيارة ثم يدخل وقت الصلاة أثناء الرحلة وهناك لا أعرف اتجاه القبلة ولا أتمكن من الركوع أو السجود ولست على وضوء ولم أجد ما أتيمم به فيكف تكون الصلاة في مثل هذه الظروف فأنا أؤجلها حتى أصل فأصليها قضاء فهل فعلي هذا صحيح أم لا؟

الجواب:
الشيخ: فعلك هذا ليس بصحيح فإن الصلاة يجب أن تفعل في وقتها لقوله تعالى (إن الصلاة كانت على المؤمنين كتاباً موقوتا) وإذا وجب أن تفعل في وقتها فإنه يجب على المرء أن يقوم بما يجب فيها بحسب المستطاع لقوله تعالى (فاتقوا الله ما استطعتم) ولقول النبي صلى الله عليه وسلم لعمران بن حصين صلِّ قائماً فإن لم تستطع فقاعداً فإن لم تستطع فعلى جنب ولأن الله عز وجل أمرنا بإقامة الصلاة حتى في حال الحرب والقتال ولو كان تأخير الصلاة عن وقتها جائزاً لمن عجز عن القيام بما يجب فيها من شروط وأركان وواجبات ما أوجب الله تعالى الصلاة في حال الحرب وعلى هذا يتبين أن ما فعله الأخ السائل من كونه يؤخر الصلاة إلى ما بعد الوقت فيصليها قضاء بناء على أنه لا يعرف القبلة وأنه ليس عنده ماء في الطائرة وأنه لا يتمكن من الركوع والسجود يتبين أن فعله هذا خطأ ولكن ماذا يصنع المرء في مثل هذه الحال نقول يتقي الله ما استطاع فبالنسبة للقبلة يمكنه أن يسأل المضيفين في الطائرة أين اتجاه القبلة فيتجه حيث وجهوه إليه وهذا في صلاة الفريضة أما النافلة فيصلي حيث كان وجهه كما هو معروف، بالنسبة للقيام والركوع والسجود نقول له قمْ لأن القيام ممكن والطائرة في الجو ونقول له اركع لأن الركوع ممكن لا سيما في بعض الطائرات التي يكون ما بين الكراسي فيها واسعاً فإن لم يتمكن من الركوع قلنا له توميء بالركوع وأنت قائم في حال السجود نقول اسجد والغالب أنه لا يمكنه إذا لم يكن في الطائرة مكان معد للصلاة فإذا لم يتمكن من السجود قلنا له اجلس بعد أن تقوم من الركوع وتأتي بالواجب اجلس وأومئ بالسجود وأنت جالس وأما القعود بين السجدتين والقعود للتشهد فأمره واضح وبهذا تنتهي الصلاة قد أتقى الله فيها ما استطاع وأما فيما يتعلق بالوضوء فنقول إذا لم يكن لديك ماء وليس هناك ماء يمكن أن تتيمم به فإنك تصلى ولو بلا وضوء ولا تيمم لأن ذلك هو منتهى استطاعتك وقدرتك فالمهم ألا تؤخر الصلاة عن وقتها إلا إذا كانت الصلاة مما يجمع إلى ما بعده كما لو كانت الرحلة في وقت الظهر وبإمكانك أن تؤخر الظهر إلى العصر فتجمعهما جمع تأخير في وقت العصر فهذا جائز بل يكون واجباً في هذه الحالة.
💻📱
http://www.ibnothaimeen.com/all/noor/article_980.shtml

📬Pertanyaan:

Seorang pendengar bernama Muhammad Ali ath-Thayyib Sudani yang tinggal di Irak. Ia berkata di sebagian waktu saya bepergian dengan pesawat atau mobil lalu masuk waktu shalat di tengah perjalanan dan saya tidak tahu arah kiblat disana serta tidak pula mampu untuk rukuk atau sujud. Saya juga tidak dalam keadaan berwudhu dan tidak mendapati
sesuatu untuk bertayyamum. Maka bagaimana keadaan shalat di semisal waktu ini yang saya tunda hingga saya shalat dalam rangka mengqadha. Benar atau tidak perbuatan saya ini?

📩Jawaban:

❎Perbuatan anda ini tidak benar. Karena shalat wajib anda lakukan pada waktunya sebagaimana firman Allah تعالي:

{إن الصلاة كانت علي المؤمنين كتابا موقوتا}

"Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman".
[An Nisaa': 103]

🔒Sehingga jika wajib anda melakukan shalat pada waktunya wajib pula bagi seseorang melaksanakan kewajiban dalam shalat sesuai kemampuannya sebagaimana firman Allah تعالي :

{فاتقوا الله ما استطعتم}

"Bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu."
[At Taghaabun: 16]

dan juga sabda Nabi صلي الله عليه و سلم kepada 'Imran bin Husain رضي الله عنه:

<<صل قائما فإن لم تستطع فقاعدا فإن لم تستطع فعلي جنب>>

"Shalatlah engkau dengan berdiri, jika tidak mampu berdiri maka shalatlah dengan duduk, jika tidak mampu duduk maka shalatlah dengan berbaring".

dan juga karena Allah تعالي memerintahkan kita untuk mendirikan shalat sampai pun dalam keadaan perang dan pertempuran.

⏰Kalau lah mengakhirkan shalat dari waktunya itu boleh bagi seorang yang tidak mampu menunaikan kewajiban dalam shalat berupa syarat, rukun, dan kewajibannya tentunya Allah تعالي tidak mewajibkan shalat dalam keadaan perang

💡Sehingga atas dasar ini jelaslah bahwa apa yang dilakukan saudara penanya yang mengakhirkan shalat hingga keluar dari waktunya lalu ia shalat dalam rangka mengqadha shalat dengan alasan tidak mengetahui arah kiblat, tidak memiliki air  di pesawat dan tidak bisa rukuk serta sujud menjadi jelas pula bahwa perbuatannya ini salah.

❓Namun apa yang semestinya dilakukan seseorang dalam keadaan semisal ini? Kami katakan hendaknya ia bertakwa kepada Allah تعالي sesuai kemampuannya.

💺Adapun terkait dengan  kiblat maka ia bisa bertanya kepada para pramugari dalam pesawat dimana arah kiblat sehingga ia pun bisa menghadapkan dirinya ke kiblat sebagaimana mereka menghadap dan hal ini berlaku dalam shalat wajib sedangkan dalam shalat sunnah maka ia bisa shalat menghadap ke arah manapun sebagaimana yang diketahui (dalam sunnah Nabi صلي الله عليه و سلم).

⛵Kemudian terkait dengan berdiri, rukuk dan sujud dalam shalat kami katakan kepadanya :" Berdirilah  anda"! sebab posisi berdiri memungkinkan ketika pesawat berada di udara dan kami katakan pula : Rukuklah anda"! karena rukuk mungkin dilakukan terutama di sebagian pesawat dengan keadaan antara satu kursi dengan kursi yang lainnya memiliki jarak yang longgar. Namun jika ia tidak bisa rukuk kami katakan  kepadanya hendaknya anda berilah isyarat (dengan kepala) ketika posisi anda berdiri. Sedangkan dalam posisi sujud kami katakan: " Sujudlah anda"!. Dan biasanya tidak mungkin melakukannya jika dalam pesawat tidak ada tempat yang disediakan untuk shalat. Maka jika ia tidak bisa  untuk sujud kami katakan baginya:"Duduklah anda setelah berdiri untuk rukuk dan hendaklah anda melakukan perkara yang wajib, duduklah anda dan berilah isyarat untuk sujud ketika posisi anda duduk. Dan adapun duduk antara dua sujud dan duduk untuk tasyahhud maka perkaranya jelas.
Dan dengan ini sempurnalah shalat yang Allah تعالي perintahkan untuk menjaganya sesuai kemampuan.

🚰Sedangkan terkait dengan wudhu kami katakan jika anda tidak memiliki air dan tidak ada air disana anda bisa bertayyamum.
♻Namun jika anda shalat tanpa wudhu dan tayyamum hal itu merupakan batas akhir kemampuan dan kuasa anda. Yang penting anda jangan mengakhirkan shalat dari waktunya

✅kecuali jika shalat tersebut merupakan shalat yang bisa dijama' dengan shalat setelahnya semisal jika perjalanan di waktu Zhuhur dan memungkinkan bagi anda mengakhirkan shalat Zhuhur hingga shalat Ashar maka anda bisa menjamak kedua shalat tersebut di waktu Ashar. Hal ini boleh dikakukan bahkan menjadi wajib hukumnya dalam keadaan seperti ini.

📝Abu Zulfa Anas

📚Fatawa Nurun 'alad Darb

🌏WhatsApp Al-Ukhuwwah

0 Response to "Hukum Mengakhirkan Shalat Ketika Safar Kemudian Meng Qadha nya"

Posting Komentar

Tokopeci Salimah Gallery

Salimah Gallery Distributor Busana Muslim, Madu Herbal di kota Solo