Mengenai Saya

Foto saya
Sragen, Jawa Tengah, Indonesia
Kami adalah produsen gamis akhwat dan jilbab cadar safar. 0857-2544-5132

BELAJAR AQIDAH SHAHIHAH DARI KITAB AL USHUL ATS TSALATSAH bagian 18

📚 BELAJAR AQIDAH SHAHIHAH
DARI KITAB AL USHUL ATS TSALATSAH 📎

🔅Pelajaran Kedelapanbelas🔅

📄 MATAN:

🔊 قَالَ الْمُؤَلِّفُ رَحِمَهُ اللهُ:
(الثَّانِيَةُ) أَنَّ الله لا يَرْضَى أَنْ يُشْرَكَ معه في عبادته أحد لا مَلَكٌ مُقَرَّبٌ وَلا نَبِيٌّ مُرْسَلٌ، وَالدَّلِيلُ قَوْلُهُ تَعَالَى: {وَأَنَّ الْمَسَاجِدَ لِلَّهِ فَلَا تَدْعُوا مَعَ اللَّهِ أَحَدًا} [الجن: 18]
____________________

🔊 Berkata Penulis rahimahullah Ta'ala:
“Yang Kedua: Bahwa Allah tidak ridha untuk dipersekutukan dengan sesuatu apapun dalam ibadah yang ditujukan kepada-Nya, baik dengan seorang malaikat yang terdekat ataupun dengan seorang Nabi yang diutus menjadi Rasul. Dalil yang menunjukkan hal tersebut Firman Allah Ta’ala :

{وَأَنَّ الْمَسَاجِدَ لِلَّهِ فَلَا تَدْعُوا مَعَ اللَّهِ أَحَدًا}

“Dan sesungguhnya masjid-masjid itu kepunyaan Allah, karena itu janganlah kamu menyembah seorangpun di dalamnya di samping (menyenbah) Allah.” [QS. Al-Jin : 18].
------------------------------------------

💡 PENJELASAN:

🚧 Permasalahan yang kedua ini masih berkaitan dengan permasalahan yang pertama, yaitu setelah engkau mengetahui dan mempelajari bahwasannya Allah-lah yang menciptakan kita, memberi rizki kepada kita dan Allah tidak membiarkan kita begitu saja dalam kebingungan, tetapi mengutus kepada kita seorang Rasul yang membimbing kita kepada jalan yang akan mengantarkan ke rahmat Allah dan Jannah-Nya, maka ketahuilah bahwa Allah tidak ridha untuk dipersekutukan dengan sesuatu apapun dalam ibadah yang ditujukan kepada-Nya, baik dengan seorang malaikat yang terdekat ataupun dengan seorang Nabi yang diutus menjadi Rasul. Lebih-lebih lagi jika dipersekutukan dengan selain dari malaikat dan rasul, maka Allah lebih-lebih tidak ridha pada yang demikian itu.

Allah Ta’ala berfirman kepada para malaikat-Nya:

{وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ جَمِيعًا ثُمَّ يَقُولُ لِلْمَلَائِكَةِ أَهَؤُلَاءِ إِيَّاكُمْ كَانُوا يَعْبُدُونَ (40) قَالُوا سُبْحَانَكَ أَنْتَ وَلِيُّنَا مِنْ دُونِهِمْ بَلْ كَانُوا يَعْبُدُونَ الْجِنَّ أَكْثَرُهُمْ بِهِمْ مُؤْمِنُونَ (41)}

“Dan (ingatlah) hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka semuanya kemudian Allah berfirman kepada malaikat: "Apakah mereka ini dahulu menyembah kamu? Malaikat-malaikat itu menjawab: "Maha Suci Engkau. Engkaulah pelindung kami, bukan mereka; bahkan mereka telah menyembah jin, kebanyakan mereka beriman kepada jin itu." [QS. Saba’: 40-41]

Dan Allah Ta’ala berfirman pula kepada Nabi ‘Isa ‘alaihissalam:

{وَإِذْ قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ أَأَنْتَ قُلْتَ لِلنَّاسِ اتَّخِذُونِي وَأُمِّيَ إِلَهَيْنِ مِنْ دُونِ اللَّهِ قَالَ سُبْحَانَكَ مَا يَكُونُ لِي أَنْ أَقُولَ مَا لَيْسَ لِي بِحَقٍّ إِنْ كُنْتُ قُلْتُهُ فَقَدْ عَلِمْتَهُ تَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِي وَلَا أَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِكَ إِنَّكَ أَنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوبِ}

“Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: "Hai Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: "Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?." Isa menjawab: "Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakan maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib-ghaib." [QS. Al-Maaidah:116]

📘 Wahai kaum muslimin!
Wajib bagi kita menjadikan Allah sebagai satu-satunya tempat untuk kita beribadah, tidak ada yang berhak disembah melainkan Allah semata. Allah telah menciptakan kita di muka bumi ini dalam bentuk yang sebaik-baiknya, memberikan keluasan rizqi, baik berbentuk moril maupun materiil, dan Allah mengutus kepada kita Nabi Muhamad shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai pembimbing dan pemberi peringatan, bersamaan dengan itu, Allah tidak menuntut balasan apapun kepada kita, kecuali hanya agar mereka beribadah hanya kepada Allah semata;

{وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ (56) مَا أُرِيدُ مِنْهُمْ مِنْ رِزْقٍ وَمَا أُرِيدُ أَنْ يُطْعِمُونِ (57) إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ (58)}

"Dan Aku tidaklah menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka hanya beribadah kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rezki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan. Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezki Yang mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh." [QS. Adz-Dzaariyaat: 56-58]

📗 Wahai kaum muslimin!
Ketahuilah bahwa Allah tidak ridha jika dipersekutukan dalam ibadah dengan sesuatu apapun, baik dengan para malaikat-Nya atau para rasul yang diutus, lebih-lebih selain dari mereka.

{إِنْ تَكْفُرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنْكُمْ وَلَا يَرْضَى لِعِبَادِهِ الْكُفْرَ}

“Jika kamu kafir maka sesungguhnya Allah tidak memerlukan (iman)mu dan Dia tidak meridhai kekafiran bagi hamba-Nya.” [QS. Az-Zumar:7]

{وَأَنَّ الْمَسَاجِدَ لِلَّهِ فَلَا تَدْعُوا مَعَ اللَّهِ أَحَدًا}

“Dan sesungguhnya masjid-masjid itu kepunyaan Allah, karena itu janganlah kamu menyembah seorangpun di dalamnya di samping (menyenbah) Allah.” [QS. Al-Jin:18].

Menyekutukan Allah dengan makhluk-Nya merupakan bentuk kesyirikan, yang mana pelakunya akan dihukum dan disiksa didalam Neraka, dan dia kekal didalam-Nya.

{إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ}

“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.” [QS. Al-Maaidah:72]

Perbuatan kesyirikan merupakan perkara yang besar dan dosa yang paling besar, yang mana jika pelakunya mati dalam keadaan membawa dosa syirik, sedangkan dia belum bertaubat darinya, maka dia akan kekal didalam Neraka. In syaa Allah pembahasan ini akan dibahas secara khusus oleh penulis rahimahullah.

Semoga Allah Ta'ala senantiasa memberikan taufiq dan hidayah-Nya kepada kita semua, untuk senantiasa kita meng-Esakan Allah dalam ibadah-ibadah kita.

Wallahul muwaffiq ilash Shawab.

-------------------------------
✒ Ditulis oleh Abu 'Ubaidah bin Damiri al-Jawi, 18 Jumadal Ula 1436/ 9 Maret 2015_di kota Ambon Manise.

📥 Silahkan kunjungi blog kami untuk mendapatkan artikel kami yang lainnya dan mengunduh PDF-nya serta mengunduh 2 aplikasi android Forum KIS di:
www.pelajaranforumkis.com atau www.pelajarankis.blogspot.com
-----------------------------

🎓 WA. FORUM KIS 📚

0 Response to "BELAJAR AQIDAH SHAHIHAH DARI KITAB AL USHUL ATS TSALATSAH bagian 18"

Posting Komentar

Tokopeci Salimah Gallery

Salimah Gallery Distributor Busana Muslim, Madu Herbal di kota Solo