Mengenai Saya

Foto saya
Sragen, Jawa Tengah, Indonesia
Kami adalah produsen gamis akhwat dan jilbab cadar safar. 0857-2544-5132

JIKA BENAR ABDURRAHMAN MAR’I MENDUKUNG JIHAD MELAWAN HUTSIYUN, MENGAPA DIA MENUDUH PRESIDEN YAMAN SEBAGAI PENGKHIANAT

📢✊💥🔥 JIKA BENAR ABDURRAHMAN MAR’I MENDUKUNG JIHAD MELAWAN HUTSIYUN, MENGAPA DIA MENUDUH PRESIDEN YAMAN SEBAGAI PENGKHIANAT??!!! (BANTAHAN TERHADAP PENJELASAN ABU KHALID WALID MUQRIM)

بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على النبي الكريم وآله وصحبه ومن اهتدى بهديه إلى يوم الدين

💡Amma ba’du
Saya telah menulis sebuah makalah dengan judul “Abdurrahman bin Mar’i Pergi ke Hadhramaut untuk Memecah Belah Ahlus Sunnah

✔Setelah berlalu kurang lebih 20 hari sejak keluarnya makalah tersebut, saya dikejutkan oleh sebuah tulisan yang ditunjukkan oleh sebagian ikhwah yang tulisan tersebut ditulis oleh salah seorang ikhwah yang disebut dengan Abu Khalid Walid Muqrim.

👋Redaksinya sebagai berikut:
Keterangan dan Penjelasan
Amma ba’du:
Telah keluar sebuah penjelasan dari Al-Akh Yasin Al-Adany yang kesimpulannya adalah bahwa Asy-Syaikh Abdurrahman Mar’i keluar menuju Hadhramaut dan bertemu dengan orang-orang yang mengurusi dakwah dan beliau menggembosi mereka dari jihad. Dia menyandarkan penukilan ucapan yang sampai kepadanya tersebut melalui Abu Khalid Walid Muqrim.

❌Hal ini tidaklah benar, bahkan sesungguhnya saya tidak ridha dengan ucapan semacam ini dan saya menilai hal itu membuat senang musuh-musuh Islam. Sedangkan Asy-Syaikh Abdurrahman tidaklah melakukan penggembosan jihad pada majelis yang kami duduk bersamanya tersebut. Bahkan beliau menampakkan apa yang beliau yakini sebagai syari’at Allah yang beliau pegangi, dan beliau mengatakan wajibnya mendukung pihak yang berpendapat adanya jihad.
Saya katakan hal ini sebagai bentuk untuk membebaskan diri dari tanggung jawab dan sebagai penjelasan apa yang terjadi sebenarnya, dan Allah menjadi saksi apa yang kami katakan.

والحمد لله رب العالمين.

✏Ditulis oleh: Abu Khalid Walid Muqrim.

📢 Saya katakan: Bantahan saya yang tidak akan bisa dielakkan lagi saya buat menjadi beberapa kritikan ringkas:

💥1⃣Kritikan Pertama: Berkaitan dengan ucapan Walid Muqrim: “Telah keluar sebuah penjelasan dari Al-Akh Yasin Al-Adany yang kesimpulannya adalah bahwa Asy-Syaikh Abdurrahman Mar’i keluar menuju Hadhramaut dan bertemu dengan orang-orang yang mengurusi dakwah dan beliau menggembosi mereka dari jihad.”

📢 Saya katakan: Tulisan saya yang berjudul “Abdurrahman bin Mar’i Pergi ke Hadhramaut untuk Memecah Belah Ahlus Sunnah” berisi beberapa pembahasan:

✔1. Berkumpulnya Abdurrahman dengan ikhwah para dai Hadhramaut.
✔2. Penggembosan terhadap jihad melawan Hutsiyun.
✔3. Membesar-besarkan kekuatan Hutsiyun.
✔4. Tuduhan Abdurrahman bin Mar’i terhadap Presiden Abdu Rabbih dan Menteri Pertahanan Mahmud Ash-Shubaihy dengan pengkhianatan.
Walid Muqrim –walhamdulillah– tidak mengingkari kecuali  satu saja, yaitu upaya penggembosan terhadap jihad melawan Hutsiyun. Maka ini menunjukkan persetujuannya terhadap saya pada perkara-perkara yang lainnya tersebut. Kalau tidak demikian, maka saya menunggu penjelasan yang lainnya darinya.

💥2⃣Kritikan Kedua: Berkaitan dengan ucapan Walid Muqrim: “Dan dia menyandarkan penukilan ucapan yang sampai kepadanya tersebut melalui Abu Khalid Walid Muqrim.”

📢Saya katakan kepada pembaca: Silahkan membaca kembali tulisan saya yang berjudul
“Abdurrahman bin Mar’i Pergi ke Hadhramaut untuk Memecah Belah Ahlus Sunnah” apakah Anda menjumpai di dalam tulisan tersebut saya menyebutkan nama Abu Khalid Walid Muqrim?!

💥3⃣Kritikan Ketiga: Berkaitan dengan ucapan Walid Muqrim: “Bahkan sesungguhnya saya tidak ridha dengan ucapan semacam ini dan saya menilai hal itu membuat senang musuh-musuh Islam.”

📢Saya katakan: Pada ucapannya ini menunjukkan dua hal kepada Anda wahai saudaraku pembaca:

✔1. Apa yang saya nukil pada tulisan yang lalu memang benar, hanya saja Walid Muqrim menilai tidak boleh untuk menyebarkannya karena akan membuat senang musuh-musuh Islam!!

✔2. Pada ucapannya ini terdapat penerapan kaedah thaghut “Kita bersatu pada perkara-perkara yang kita sepakati, dan sebagian kita memberi udzur bagi sebagian yang lain pada perkara-perkara yang kita berselisih padanya.” Sehingga kita wajib untuk mendiamkan kebathilan dan kita jangan membantah orang yang menyelisihi kebenaran, karena hal itu akan membuat senang musuh-musuh Islam!!

💥4⃣Kritikan Keempat: Berkaitan dengan ucapan Walid Muqrim: “Sedangkan Asy-Syaikh Abdurrahman tidaklah melakukan penggembosan jihad pada majelis yang kami duduk bersamanya tersebut. Bahkan beliau menampakkan apa yang beliau yakini sebagai syari’at Allah yang beliau pegangi.”

📢Saya katakan: Ini adalah bersilat lidah darinya, bahkan ini –dan hanya bagi Allah segala puji– merupakan bentuk persetujuan dari Walid Muqrim terhadap saya pada ucapan saya “Penggembosan terhadap jihad melawan Hutsiyun.” Kalau memang tidak demikian, maka jelaskanlah kepada kami apakah perkara yang ditampakkan oleh Abdurrahman bin Mar’i kepada kalian di majelis itu yang dia yakini sebagai syari’at Allah yang dia pegangi, wahai Walid!

💥5⃣Kritikan Kelima: Berkaitan dengan ucapan Walid Muqrim: “Dan beliau mengatakan wajibnya mendukung pihak yang berpendapat adanya jihad.”

📢Saya katakan: Sesungguhnya saya benar-benar memuji Allah Ta’ala yang telah menjadikan orang yang memusuhi saya menjadi saksi yang membela saya, jadi ini merupakan persetujuan terhadap saya pada ucapan saya: “Membesar-besarkan kekuatan Hutsiyun.”

💥6⃣Kritikan Keenam: Berkaitan dengan ucapan Walid Muqrim: “Saya katakan hal ini sebagai bentuk untuk membebaskan diri dari tanggung jawab.”

📢Saya katakan: Alangkah serupanya malam ini dengan kemarin malam, sesungguhnya hal itu benar-benar mengingatkan saya terhadap sikap berlepas tanggung jawab dari para pengikut Abul Hasan Al-Ma’riby!! Kita memohon keselamatan kepada Allah.

💥7⃣Kritikan Ketujuh: Berkaitan dengan ucapan Walid Muqrim: “Dan Allah menjadi saksi apa yang kami katakan.”

📢Saya katakan: Demikiankah seperti ini yang engkau lakukan demi untuk engkau membuat ridha Abdurrahman Mar’i dan para pengikutnya, wahai Walid?!!

✋Sesungguhnya saya setelah membaca ucapan Walid Muqrim, saya langsung menghubungi saudara kita yang mulia yaitu Murad Baflai’ (pemilik penerbit Daar Al-Imam Al-Wadi’iy) yang dia ini berasal dari daerah yang sama dengan Walid Muqrim. Saya sampaikan berita tersebut, maka dia menyanggahnya dan mengatakan: “Walid Muqrim mengatakan hal itu kepada saya.”

🔥Bahkan Murad Baflai’ mengatakan kepada saya: “Sesungguhnya Walid menyesal ketika menghadiri majelis bersama Abdurrahman bin Mar’i. Bahkan ketika Walid diundang untuk jamuan makan siang, di tengah perjalanan dirinya merasa tidak enak sehingga pulang dan tidak mau menghadirinya.”

✊Demikiankah engkau mengatakan seperti ini, wahai Walid: “Dan Allah menjadi saksi apa yang kami katakan.”
Tidakkah engkau mengetahui besarnya bahaya ucapan seperti ini bagi siapa yang mengatakannya tetapi tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya?!

✒📃Disebutkan dalam Rasail wa Fatawa Aba Bathin hal. 18: Beliau ditanya tentang sumpah yang dilakukan oleh sebagian orang dengan ucapan, “Allah mengetahui saya tidak berbuat demikian demikian?” Maka beliau menjawab: “Jika orang yang mengatakannya jujur dalam ucapannya maka tidak mengapa. Namun jika dia dusta pada ucapannya ‘Allah mengetahui saya tidak berbuat demikian demikian’ padahal dia telah melakukannya, atau dia dengan mengatakan ‘Allah mengetahui hal itu tidak akan menjadi demikian-demikian’ padahal perkaranya telah terjadi demikian, maka yang seperti ini haram. Seandainya orang yang mengatakannya mengetahui makna ucapannya itu tentu ucapan tersebut merupakan kekfiran, karena konsekuensi dari ucapannya tersebut adalah Allah mengetahui sebuah perkara tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya, sehingga hal itu berarti mensifati Allah dengan kebodohan. Maha Tinggi Allah dari yang demikian itu setinggi-tinggi dan seagung-agungnya. Wallahu subhanahu wa ta’ala alam.”

📂Di dalam Majmu’ Fatawa wa Rasail Al-Utsaimin (3/141) disebutkan: Beliau –semoga Allah mengampuninya– ditanya tentang ucapan sebagian orang, “Allah mengetahui demikian-demikian.”
Maka beliau menjawab: “Ucapan ‘Allah mengetahui’ ini merupakan masalah yang sangat berbahaya, sampai-sampai saya melihat dalam kitab-kitab Al-Hanafiyah disebutkan bahwa siapa yang mengatakan tentang sesuatu bahwa Allah mengetahuinya, padahal perkaranya bertolak belakang, maka dia menjadi kafir dan keluar dari Islam. Jadi jika engkau mengatakan, ‘Allah mengetahui bahwa saya tidak berbuat demikian’ padahal engkau telah melakukannya, maka konsekuensi dari hal itu adalah bahwasanya Allah tidak mengetahui perkara yang sebenarnya. Atau misalnya yang lain jika engkau mengatakan, ‘Allah mengetahui bahwa saya tidak mengunjungi si fulan’ padahal engkau telah mengunjunginya, maka konsekuensi dari ucapan itu adalah Allah tidak mengetahui apa yang terjadi sebenarnya. Padahal telah diketahui bahwa siapa yang menafikan sifat ilmu dari Allah maka dia kafir. Oleh karena inilah Asy-Syafi’iy –rahimahullah– mengatakan tentang sekte Qadariyah (orang-orang yang mengingkari takdir –pent): “Bantahlah mereka dengan menanyai mereka apakah mereka menetapkan sifat ilmu bagi Allah, jika mereka mengingkari maka mereka kafir, namun jika mereka menetapkannya berarti otomatis terbantah keyakinan mereka.
Kesimpulannya bahwa ucapan seseorang “Allah mengetahui” jika dia mengucapkannya padahal perkaranya tidak seperti yang dia ucapkan, maka sesungguhnya hal itu sangat berbahaya sekali dan hal itu tanpa diragukan lagi haram hukumnya. Adapun jika dia benar dan perkaranya sesuai dengan yang dia ucapkan maka hal itu tidak mengapa, karena dia jujur dalam ucapannya, dan juga karena memang Allah mengetahui segala sesuatu, seperti yang dikatakan oleh para rasul yang disebutkan dalam surat Yasin:

قَالُوْا رَبُّنَا يَعْلَمُ إِنَّا إِلَيْكُمْ لَمُرْسَلُوْنَ.

▪Para rasul itu mengatakan: “Rabb kami mengetahui bahwa kami benar-benar diutus kepada kalian.” (QS. Yasin: 16)
–selesai penukilan–

💡Dan engkau mengetahui wahai Walid, bahwa para pengikut Abdurrahman bin Mar’i terus menerus mendesakmu hingga akhirnya engkau pun mengeluarkan penjelasanmu ini demi engkau membuat mereka riidha, terlebih lagi diperkuat karena penjelasan itu muncul setelah kurang lebih 20 hari sejak keluarnya tulisan saya. Maka segeralah bertaubat dan bertaubat wahai Walid, apalagi engkau sedang berada di bulan Ramadhan. Jadi hendaknya engkau membuat ridha Sang Khaliq dan bukan membuat ridha makhluq. Kalau tidak, maka sesungguhnya saya menunggu darimu penjelasan yang lainnya bagi setiap kritikan di atas.

🔊Kami memohon ampun kepada Allah yang Maha Agung atas segala kesalahan dan ketergelinciran baik dalam ucapan maupun dalam perbuatan.

والحمد لله وحده وصلى الله وسلم على نبينا محمد وآله وصحبه

📝 Ditulis oleh: Abul Abbas Yasin bin Ali Al-Adany
Aden, Yaman Malam Kamis, awal bulan Ramadhan, 1436H

📚Sumber : Majmu'ah al Barakatu Maa' Akaabirikum

💻 WSI || http://forumsalafy.net/?p=11730

〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰

⚠ Ralat, pada artikel Syaikh Abul Abbas Yasin al -Adany tertulis Abu Khalid Walid MUQRIM seharusnya Abu Khalid Walid MAQRAM, demikian ralat dari kami

0 Response to "JIKA BENAR ABDURRAHMAN MAR’I MENDUKUNG JIHAD MELAWAN HUTSIYUN, MENGAPA DIA MENUDUH PRESIDEN YAMAN SEBAGAI PENGKHIANAT"

Posting Komentar

Tokopeci Salimah Gallery

Salimah Gallery Distributor Busana Muslim, Madu Herbal di kota Solo